Joged Pingitan dari Yayasan Seni Tri Pusaka Cakti, Memikat Pengunjung PKB

 Joged Pingitan dari Yayasan Seni Tri Pusaka Cakti, Memikat Pengunjung PKB

Joged Pingitan memikat pengunjung PKB ke-47

REKASADANA (Pergelaran) Joged Pingitan yang disajikan oleh Yayasan Seni Tri Pusaka Cakti, Banjar Pekandelan Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Provinsi Bali memikat pengunjung Pedsta kesenian Bali (PKB) ke47, Senin 30 Juni 2025 sore.

Meski tergolong klasik, namun karena menyajikan cerita calonarang, sehingga lebih banyak yang menmgajak anak dan saudaranya menyaksikan pergelaran kesenian yang hanya ditarikan oleh penari waniya ini.

Walau, Joged Pingitan merupakan sebuah warisan kesenian Bali yang diperkirakan berkembang ketika zaman kerajaan di Bali, namun tarian ini pada dasarnya masuk dalam katagori sebagai tarian sosial. Dalam penyajiannya cendrung diperuntukan kepada sajian hiburan bagi Raja-Raja di Bali.

“Joged Pingitan merupakan representasi dari bidadari yang turun ke bumi dan zaman dulu hanya bisa dipentaskan di depan para Raja,” terang penari tertua Ni Wayan Sekarini (61) dan Ni Ketut Maringsih (44) yang merupakan penari generasi ketiga.

Baca Juga:  Lontar di Griya Agung Pasek Pergung Jembrana, Hanya 20 yang Teridentifikasi

Jenis joged ini dalam pementasannya diiringi dengan gamelan tingklik bambu yang berlaras Pelog, yaitu Gandrangan. Disebut Joged Pingitan karena di dalam pementasan tarian ini memiliki bagian-bagian yang dilarang (dipingit) yaitu dimana pengibing hanya bisa menari untuk dapat mengimbangi gerak tari yang ditimbulkan oleh penari joged dan tidak boleh menyentuh penari itu sendiri.

“Pada saat menari, kami tidak boleh mengajak orangh ikut menari secara sembarangan, karena ini joged pingit. Menurut cerita senior kami, yaitu Ni Ketut Cenik, dulu pernah ada pengibing mencolek penari, yang mengakibatkan sakit,” terang Sekarini.

Sekarini memaparkan, Joged Pingitan d Gianyar konon sudah ada pada jama kerajaan. Dalam perjalanannya Joged Pingitan telah menyebar di wilayah Gianyar khususnya di Kecamatan Sukawati seperti Pakuwudan, Tegenungan, Batuan dan salah satu seniman yang menjadi ikon dari Tari Joged Pingitan itu sendiri yaitu alm. Ni Ketut Cenik.

Kali ini, Joged Pingitan mengangkat lakon atau cerita Penyalonarangan. Diawali dengan Tari Bapang Gede, yang dinilai gerakan dasar khas pada sajian tari Joged Pingitan, dibalut kisah Calonarang para penari dan penabuh membawakan ciri khas Joged Pingitan dengan karakternya, yakni pencalonarangan.

Baca Juga:  Pura Luhur Natar Sari Apuan Tempat “Nunas Pasupati”

Sekaa Joged Pingitan yang didukung 47 penari dan penabuh ini diawali dengan menampilkan pengelembar Bapang Gede, kemdian Bapang Sisir yang keduanya mengajak atau mengibing penari untuk diajak menari bersama-sama. Kemudoan dilanjutkan dengan tari sisia oleh 8 penari Matah Gede, Rarung, Pandung, Rangda, kemduian diakhirnu dengan tarian Barong. [B/darma]

Related post