Antida Sound Garden Hidupkan Kembali Ruang Seni Alternatif di Kota Denpasar

 Antida Sound Garden Hidupkan Kembali Ruang Seni Alternatif di Kota Denpasar

Antida Sound Garden/Foto: ist

SETELAH lebih dari satu dekade vakum, ruang seni legendaris Serambi Art Antida di Denpasar resmi dibuka kembali dengan nama baru, Antida Sound Garden. Peresmian tersebut ditandai dengan gelaran bertajuk “The Rebirth of Antida Sound Garden” pada Sabtu 19 Juli 2025 malam.

Acara persemian itu dihadiri puluhan penonton dan pelaku seni dari berbagai komunitas yang sudah rindu dengan ruang-ruang kreatif untuk berekpresi. Acara peluncuran ini berlangsung di dua area utama—indoor dan outdoor.

Kedua area itu menjadi panggung pertunjukan musik, tari, dan puisi yang tampil secara bergantian. Beberapa penampil yang hadir antara lain Made Mawut, Jasmine Okubo, Pranita Dewi & Yan Sanjaya, Sandrina Malakiano, Dialog Dini Hari, Galiju, serta The Munchies.

“Antida selalu punya ruang bagi yang tak punya tempat. Ia bukan hanya venue—ia tempat orang-orang percaya bahwa seni bisa mengubah hidup,” ujar Anom Darsana, pendiri Antida Sound Garden.

Baca Juga:  74 Tatto Artis Meriahkan Inkdonesian Movement Denpasar Tatto Fest

Anom Darsana menambahkan, transformasi Antida bukan sekadar upaya merawat kenangan, melainkan menciptakan masa depan bersama komunitas seni yang lebih kuat dan inklusif. “Antida Sound Garden kini tampil dengan infrastruktur baru,” sebutnya.

Namun, lanjutnya, tetap mempertahankan esensi sebagai ruang ekspresi bebas yang selama ini melekat sejak berdirinya pada tahun 2010. Ruang ini telah menjadi tempat tumbuh bagi banyak nama besar skena musik independen di Bali dan Indonesia.

Sebut saja, misalnya Nosstress, Navicula, Dialog Dini Hari, The Hydrant, dan lainnya. Rangkaian pertunjukan malam itu menyuguhkan nuansa musikal yang variatif—dari blues dan puisi kontemporer hingga eksplorasi instrumental dan groove psikedelik.

Panggung outdoor dibuka oleh Made Mawut musisi asal Denpasar dengan gaya blues nan membumi. Panggung indoor kemudian menyuguhkan repertoar musikal dari Sandrina Malakiano yang membawakan lagu-lagu dari album terbarunya bertajuk AIR.

Baca Juga:  Kadisbud Bali Arya Sugiartha: Alumni Kokar Harumkan Nama Bali

Setelahnya, Jasmine Okubo yang membawakan tarian kontemporer bertema tubuh dan transisi. Dialog Dini Hari lalu hadir dengan kekuatan liris dan musikalitas khas mereka, mengajak penonton menyelami nostalgia ruang ini sebagai Serambi Art Antida.

Segmen puisi kemudian hadir lewat penampilan Pranita Dewi bersama Yan Sanjaya menyajikan atmosfer sunyi dan reflektif di tengah keramaian. Sebagai bagian dari puncak acara Galiju menghadirkan eksplorasi instrumen yang menggabungkan akar lokal dengan pendekatan modern. Acara ditutup oleh The Munchies yang membangkitkan semangat hingga larut malam.

Dengan pembukaan kembali Antida Sound Garden, Bali kini kembali memiliki sebuah rumah kreatif yang bukan hanya menjadi panggung pertunjukan, tetapi juga membangun ekosistem seni yang berkelanjutan.

“Kami berharap ruang ini bisa menjadi titik temu bagi seniman lintas disiplin untuk berkolaborasi dan merawat ingatan kolektif yang pernah hidup di dalamnya. Antida juga terbuka untuk kerjasama event dan ruang berkreasi bagi publik umum,” pungkas Anom Darsana. [pra]

Related post