“Peed Aya” Pawai PKB 2021
Pesta Kesenian Bali (PKB) tetap digelar, meski di tengah Pandemi Covid-19. Untuk tahun 2021 ini. PKB tahun 2021
mengangkat tema Purna Jiwa, “Prananing Wana Kerthi”, jiwa paripurna napas pohon kehidupan yang berlangsung selama sebulan penuh mulai 12 Juni hingga 10 Juli. Pelaksanaannya pasti berbeda, karena akan berlangsung secara terbatas melalui media Dalam Jaringan (Daring) dan Luar Jaringan (Luring). Pawai Pembukaan PKB yang biasanya digelar dengan prosesi seni budaya yang melibatkan ribuan seniman, kini disajikan secara daring bertajuk “Parade Peed Aya”.
Peed Aya dikemas sebagai pengganti pawai PKB ini bahkan sudah melakukan perekaman dan akan ditayangkan saat pembukaan PKB 12 Juni 2021. Peed Aya mulai proses pengambilan gambar (tapping) di sejumlah destinasi wisata dunia di Bali, mulai Senin 10 Mei 2021 lalu. Pengambilan gambar diawali dari Bukit Campuhan, Ubud. Dengan perbukitan alam asri, memiliki panorama indah yakni hamparan luas nan hijau. Wilayah Ubud ini menjadi sport pilihan terbaik para penata garapan tersebut.
Pengambilan gambar Peed Aya, juga akan memilih potensi destinasi lain, seperti Pura Besakih, (Karangasem), Desa Penglipuran ( Bangli), Kawasan Gunung Kawi (Gianyar) dan Air Terjun Kanto Lampo, Desa Beng (Gianyar). Peed Aya ini akan ditayangkan saat pembukaam PKB 2021 yang rencananya dibuka secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo pada 12 Junu secara daring. Pelaksanaan PKB 2021 ini akan tetap menampilkan Parade, Pergelaran, Pameran, lomba, lokakarya, sarasehan hingga pengabdi seni.
Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Bali Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha menyatakan, sejumlah penampilan materi PKB sudah mulai dilaksanakan. PKB tahun ini akan dilakukan secara daring maupun luring, artinya semua materi dilaksanakan tanpa penonton. “PKB berlangsung terbatas baik secara daring maupun luring, termasuk materi Parade Peed Aya mulai dilakukan perekaman oleh para sanggar yang ditetapkan oleh Dinas Propinsi,” jelas mantan Rektor ISI Denpasar itu.
Untuk garapan Peed Aya tahun ini, mengangkat tema “Pratiti Wana Kerthi yaitu “memuliakan pohon, membangun simponi harmoni semesta raya menuju kehidupan yang sejahtera dengan jiwa yang maha sempurna”. Jumlah acara PKB tahun ini, jauh lebih sedikit dibandingkan sebelum Pandemi. “Total ada dibawah 100 kegiatan. Kalau sebelum Covid -19, jumlah kegiatan PKB diatas 200 acara, tetapi tahun ini jauh berkurang, namun tetap dilaksanakan sebulan penuh” imbuh Prof. Arya.
Tim Kreatif PKB 2021 Kadek Wahyudita disela-sela pengambilan gambar menyebutka, Peed Aya melibatkan ratusan seniman yang didandani para komposer, koreografer muda berkolaborasi dengan pegiat videografer andal. Mereka adalah Sanggar Seni Gumiart, Sanggar Gita Semara, Sanggar Palawara, Komunitas Bali Pixelart dan Komunitas Sama Kaki. “Peed berlatarbelakang alam memang memiliki tantangan tersendiri dan benar-benar bertaruh dengan waktu, kondisi cuaca dan sebagainya dan terpenting, kita mematuhi protokol kesehaan Covid,” jelasnya.
Awal rekaman memilih Bukit Campuhan yang juga dikenal dengan sebutan Bukit Cinta. Peed kali ini mengeksplor rona warna-warni gebogan bunga yang selaras balutan busana khas Bali, seperti songket hingga kain geringsing. “Gebogan bunga, kami tonjolkan busana aneka kain songket, geringsing, tedung agung berjalan di perbukitan yang kita hadirkam nuansa kesemarakan di tengah pesona bukit yang eksotik di wilayah Ubud dan Tegalalang itu,” tambahnya.
Koreografer, I Gede Gusman Adi Gunawan mengungkapkan, setiap potensi lokasi yang dipilih akan menampilkan corak peed yang beragam. Mulai model gebogan, ada gebogan bunga, gebogan buah, kemudian busana dari aneka kain klasik Bali dengan corak khas seperti songket Bali, kain geringsing dan sebagainya. Dalam menggarap peed di luar panggung sangat dirasakannya. “Kami benar-benar bertaruh waktu, saat ini waktu sangat mepet, prosesnya sedikit rumit, mulai menata gerak, pengambilan gambar hingga proses editing sehingga menjadi tayangan yang utuh semoga menjadi garapan menghibur masyarakat di tengah pandemi ini,” terangnya.
Kegiatan tersebut tetap menerapkan Protocol Kesehatan (Prokes), baik penari, penabuh dan crew pengambil gambar. Hal yang wajib dilakukan sebelum pengambilan gambar, yakni memakai masker untuk semua peserta yang terlibat, mencuci yangan hingga hand sanitizer. Khusus bagi para penari dan penabuh menggunakan face shield. “Kami tetap menerapkan prokes dalam pengambilan gambar, walau sudah dalam alam terbuka. Penari dan penabuh memakai face shield dan mengatur jarak,” ucapnya. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali
2 Comments
Se você está se perguntando como descobrir se seu marido está traindo você no WhatsApp, talvez eu possa ajudar. Quando você pergunta ao seu parceiro se ele pode verificar seu telefone, a resposta usual é não.
Alguns arquivos de fotos particulares que você exclui do telefone, mesmo que sejam excluídos permanentemente, podem ser recuperados por outras pessoas.