Bulan Bahasa Bali ke-5, Membumikan Bahasa Bali Gaungnya Hingga ke Desa Adat
Bulan Bahasa Bali ke-5 akan digelar pada 1-28 Februari 2023. Bulan Bahasa Bali menjadi salah satu program unggulan Dinas kebudayaan (Disbud) Provinsi Bali, sehingga dalam perjalanannya merealisaikan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Karena itu, pelaksanaannya tak hanya digaungkan di Provinsi Bali, tetapi juga sampai ke tingkat desa adat di Bali. “Semua desa adat di Bali juga menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali,” kata Kepala Disbud Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha saat rapat mematangkan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ke-5 di Kantor Disbud Bali, Rabu 18 Januari 2023.
Bulan Bahasa Bali merupakan bentuk implementasi dari Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali serta Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Karena itu, penyuluh Bahasa Bali dihadirkan di setiap desa untuk membantu mengembalikan bahasa Bali sebagai bahasa ibu di tanah kelahirannya. “Saat ini, ada sebanyak 659 orang penyuluh Bahasa Bali yang tersebar di setiap desa di Bali. Nantinya akan mengangkat 16 penyuluh Bahasa Bali lagi,” ucap mantan Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini.
Penyebaran penyuluh Bahasa Bali ini bertujuan untuk membumikan bahasa Bali untuk seterusnya. Bukan hanya ada dalam pelaksanaan Bulan Bahasa Bali saja, tetapi disemua aktivitas kegiatan. Meski demikian Prof Arya menyadari, hasilnya masih belum maksimal. Karena itu, dirinya telah melakukan penelitian secara diam-diam. “Kendala pembudayaan bahasa Bali justru terletak di lingkup keluarga. Ini berdasarkan pengamatan saya. Di sekolah-sekolah sudah diajari bahasa Bali, tetapi setelah di rumah, orangtua si anak sendiri yang ngajak ngomong memakai bahasa Indonesia, Inggris dan yang lain,” ungkapnya.
Prof. Arya lalu memaparkan, secara formal penyuluh bahasa Bali telah melakukan pengajaran bahasa Bali kepada anak-anak SD, hingga SMP, namun hasilnya belum maksimal. Ternyata, untuk membumikan bahasa Bali kepada masyarakat Bali, utamanya anak-anak itu ada pada keluarga. Makanya, untuk tahun selanjutnya sasarannyaa adalah di keluarga agar membiasakan orang tua, baik ayah atau ibunya mengajak anak-anaknya berbahasa Bali. “Kami berharap, Bulan Bahasa Bali ke-5 yang berlangsung sepanjang Februari ini menjadi momentum menjawab tantangan tersebut. Kami tentu tidak ‘jerih’ dengan semua tantangan itu,” ujarnya polos.
Bulan Bahasa Bali tahun 2023 memasuki kegiatan ke-5 dengan mengusung tema “Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani” yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk. Pelaksanaannya berlangsung sebulan penuh (1-28 Februari 2023), dengan menyajikan 6 kegiatan pokok, yaitu Krialoka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugrahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali