Pentas di Luar Negeri, Sanggar Seni Citta Usadhi Garap Arja Berbahasa Inggris Kolaborasi dengan Seniman Asing
Sanggar Seni Citta Usadhi Mengwi, Kabupaten Badung Provinsi Bali berkolaborasi dengan seniman-seniman dari berbagai negara. Mereka tengah mempersiapkan sebuah pertunjukan seni dramatari arja. Bentuknya, memang sesuai pakem yang ada, namun ada yang unik dalam penyajinan itu. Dramatari yang mengutamakan unsur tari, vocal dan tabuh (musik) itu disajikan dalam bentuk bahasa yang lain. Mereka menari Bali, dan metembang (vocal) menggunakan bahasa kawi atau bahasa Bali, tetapi ketika berbicara menggunakan bahasa Inggris.
Memang terkesan aneh, tetapi sangat menarik. Dalam menyampaikan kisah kepada penonton, semua pemain yang merupakan anggota Sanggar Citta Usadhi itu menggunakan Bahasa Inggris. Kecuali, tembang yang memang menjadi ciri khas dari masing-masing tokoh tetap menggunakan bahasa kawi, sehingga karkater dari kesenian dramatari arja itu masih terkesan kuat. “Semua pernari dipaksa berbahasa Inggris karena penontonnya orang asing. Memang, mereka belum pasih dalam berbahasa Inggris, tetapi mereka mengerti maksud yang disampaikan,” kata pelatih Dr. I Nyoman Catra,SST.,MA bersama Dr. Desak Made Suarti Laksmi, SSKar.,MA.disela-sela persiapan, belum lama ini.
Dalam urusan tari dan tembang, anak-anak Sanggar Citta Usadhi ini memang tidak mengecewakan, karena memang biasa mementaskan dramatari arja dalam segala event, termasuk pada Pesta Kesenian Bali tahun 2022 lalu dan beberapa kali penyelenggaraan tahun sebelumnya. Namun, dalam urusan berbaha Inggris, nah ini yang baru dan menjadi tantangan mereka. Karena itu, saat latihan pun mereka masih membawa Hand pone, tempat teks itu dicatat. Naskah jauh sebelumnya telah dipersiapkan oleh Nyoman Catra dan Desak Suarti sebagai pelatih. “Agar lebih cepat menghaval naskah, mereka harus belajar keras, sehingga bisa tampil pasih, tanpa membawa teks lagi,” ucap Desak Suarti.
Penari semuanya anggota sanggar Citta Usadhi, sementara pemain musik iringannya merupakan dosen dan mahasiswa dari berbagai negara. Meski mereka sebagai penabuh asing yang jauh dengan kegiatan budaya Bali, namun teknik dan cara memainkan bilah-bilah gamelan tampak lues dan memikat. Tabuh-tabuh yang dimainkan memang baru dipelajari, namun bekal memainkan alat musik gamelan Bali telah mereka pelajari di negaranya. “Para penabuh ini adalah mahasiswa kami yang belajar memainkan gamelan di lura negeri,” ungkap Nyoman Catra.
Nyoman Catra bersama istrinya Desak Suarti memang memiliki hubungan erat dengan pihak luar negeri, sehingga anak-anak dari luar negeri itu sering melakukan latihan di sanggar Citta Usadhi. Selain hubungan tersebut, Prof. Lynn Kremer dari College of the Holy Cross dan dari Prof. Bethany Collier dari Bucknell University yang mendorong, sehingga mereka berkomitmen mengajak anak-anak sanggar untuk memberikan pengalaman ke luar negeri. “Mereka tahu kekuatan sanggar ini dalam olah vocal pengarjan, sehingga pertunjukan dikemas berupa seni dramatari arja sebagai repertuar. Bukan tari lepas, seperti biasanya,” lanjutnya.
Kisah yang diangkat dalam pementasan dramatari arja ini, bukan cerita panji melainkan kisah Watugunung, dengan judul “Saraswati Puja”. Walau mengangkat kisah Watugunung, namun tetap memakai pola seni dramatari arja. Kisah ini menceritakan Saraswati sebagai pencerahan, sehingga sesuai dengan misi dari pertunjukan itu. Para seniman ini memang melakukan latihan singkat, namun garapan berdurasi sekitar 80 menit itu sudah terbentuk dengan baik. “Dalam garapan ini kami rasa lancar-lancar saja. Tetapi, yang masih menjadi kendala adalah urusan visa ke luar negeri. Untuk visa ke Amarika itu koutanya sangat kecil, sehingga kami masih berusaha,” ucap Nyoman Catra polos.
Tim kesenian ini rencananya berangkat pada 16 Pebruari 2023. Anggota sanggar sekitar 11 orang, dan 12 dari anak-anak di luar negeri. Tim ini akan pentas berepindah-pindah, bukan di satu tempat, melainkan di banyak tempat, seperti di College of the Holy Cross di kota Worcester dekat Boston Massachusetts, Bucknell University di Pennsylvania, Bard College di Annandale-on Hudson, New York dan Cornell University di Ithaca New York. Selain melakukan pementasan juga mengelar workshop-workshop yang menjadi tujuan dari kegiatan ini. “Kegiatan workshop yang akan banyak dilakukan. Mulai dari tari Bali, vocal gamelan dan lainnya,” paparnya.
Nyoman Catra yang kini sebagai Visiting Fellow mengajar tari, tabuh dan drama Bali di College of the Holy Cross mengatakan, pementasan ini dalam rangka perayaan 50 tahun wanita pertama masuk di College tersebut. Saat itu wanita pertama yang diterima sebagai mahasiswa di Holy Cross, sehingga itu yang dirayakan. Sekaitan dengan perayaan ini maka diundanglah Desak Made Suarti Laksmi yang pada tahun 2000 hingga 2005 mendapat grant dari Luce Henry Foundation sebagai Luce Profesor di College of The Holy Cross dengan mengajar program yang sama.
Maka dari itu, yang tampil sebagai pemerannya didominasi oleh wanita, ditambah beberapa pria khusus pada kendang dan ugal, serta penasar sebagai bagian penting dari seni pengarjan itu. “Mereka baru melakukan latihan di Sanggar Seni Citta Usadhi Kabupaten Badung. Para penabuh dari Amerika Serikat selama berlangsungnya Latihan di CITUS tinggal di Nyuh Kuning Ubud datang dari 30 Desember berlatih secara intensip sampai tanggal 14 Januari. Mereka hanya bisa berkumpul di Bali untuk melakukan latihan,” sebutnya.
Para penabuh asing ini sangat senang bisa melakukan latihan langsung di tengah-tengah pusat kesenian Bali. Mereka kebanyakan sudah biasa datang ke Bali, dan biasa memainkan gamelan Bali. Mereka ada yang berasal dari grup MIT Cambridge, Dharma Swara New York yang ada di pantai timur dimana Nyoman Catra dan Desak Made Suarti Laksmi menjadi bagian dari keberadaan grup tersebut. Gamelan Bali berkembang pesat di Amerika Serikat dan kebanyakan keberadaannya di College / Universitas maupun organisasi komunitas seni. Sejumlah seniman Bali seperti I Nyoman Wenten, Dewa Putu Beratha, Made Lasmawan, Putu Tangkas, I Nyoman Suadin, menjadi pengajar/instruktur menyebar di pantai barat, bagian tengah, dan bagian timur negara Paman-Samitu. [B/*]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali