Galiju Luncurkan ‘Resonant’ dalam Pesta Rilis Kaset Edisi Terbatas

 Galiju Luncurkan ‘Resonant’ dalam Pesta Rilis Kaset Edisi Terbatas

Galiju luncurkan ‘Resonant’ dalam pesta rilis kaset edisi terbatas/Foto: ist.

Rindu dengan karya-karya Galiju? Ini adalah karya terbaru dari grup band Indie Rock yang dibentuk selama pandemic lalu. Galiju yang muncul dari lanskap skena musik Bali, telah meluncurkan album debut mereka bertajuk ‘Resonant’.

Suasana peluncuran itu tergolong istimewa. Pecinta musik, khususnya penggemar Galiju berkumpul merayakan kehadiran album terbaru itu. Orchard Bar & Restaurant yang ikonik di kawasan Seminyak, Bali itu menjadi saksi kehadirannya pada, Sabtu 25 Mei 2024.

Galiju yang beranggotakan Reza Achman (Drum, Vokal), Ian Stevenson (Vokal, Gitar), dan Rangga (Bass, Vokal), bukan nama baru di belantika musik Bali dan Nasional. Para anggotanya membawa segudang pengalaman dari malang-melintang di skena musik.

Reza Achman yang dikenal dengan permainan drumnya yang bertenaga bersama Matajiwa, Ian Stevenson, vokalis karismatik Zat Kimia, dan Rangga. Kekuatan dominan di kancah metal Bandung, mereka memadukan bakat unik untuk menciptakan suara yang berbeda dan bergema.

Baca Juga:  Dalam Ajang PKB “Joged Bumbung” Mendapat Tempat Dihati Masyarakat

“Resonant, sebuah album yang benar-benar sesuai dengan namanya, merangkum esensi kejernihan dan kenyaringan, memberikan pengalaman mendengarkan yang bertenaga dan enak didengar,” kata Sang drummer Galiju band ini, Reza Achmad.

Album ini menampilkan delapan lagu, dengan lirik yang ditulis terutama oleh Ian dan musik disusun secara kolaboratif bersama Galiju. Awalnya, dirilis secara digital pada tahun 2020, “Resonant” dengan cepat mendapatkan pengikut setia meskipun ada keterbatasan oleh pandemi.

Setelah hampir empat tahun beredar di ranah digital, album debut Galiju telah mengumpulkan basis penggemar setia dan bersemangat. Hal itu, menjadikan perilisan fisik ini sebagai peristiwa penting.

Galiju luncurkan ‘Resonant’ dalam pesta rilis kaset edisi terbatas/Foto: ist.

“Format kaset yang kami pilih, karena nilai nostalgia dan daya tariknya yang unik ini merupakan edisi terbatas, menjadikan acara ini semakin spesial bagi para penggemar dan kolektor,” sebut Reza Achmad dengan nada senang.

Baca Juga:  Parade Gong Kebyar Anak-anak PKB XLIII Duta Kota Denpasar dan Duta Kabupaten Buleleng Tampil Memukau

Keriuhan penampilan Galiju di Orchard Bar & Restaurant merupakan malam musik dan selebrasi yang tak terlupakan. Selain penampilan gemilang dari Galiju, acara tersebut juga menampilkan kolaborasi dengan musisi ternama lainnya.

Sebut saja, Rizal Hadi (Rhythm Rebels), Palel (Navicula), Jascha Benny dan Yezki (Wallaby Project), Tigra Rose, Andreas Arianto, dan Agung, sehingga menambah khasanah kegembiraan dan keragaman musik nantinya.

Para penggemar dan penikmat musik diundang untuk bergabung dalam acara eksklusif itu. Mereka yang hadir dapat menikmati penampilan langsung dari “Resonant” dan membeli kaset edisi terbatas yakni hanya 50 copy.

“Kaset ini sebenarnya kami sengaja buat sebagai bagian dari Mechandise kami. Sepertinya asyik saja membuat kaset untuk album kami ini. Mengingat kaset sudah menjadi barang yang langka di tengah-tengah musik digital yang marak membahana sekarang ini,” seru Reza Achmad.

Baca Juga:  "Pencipta Kenangan" Single Morelia Ditengah Pandemi Covid-19

Perayaan debut album Galiju bukan sekadar peluncuran melainkan bukti perjalanan band dan semaraknya belantika musik Bali. “Target kami album ini bisa diterima oleh masyarakat penikmat musik, bukan hanya di Indonesia, tetapi di luar Indonesia juga,” ucap Rangga.

Resonant, memuat delapan lagu karya Galiju Band. Fractals, Ride, Reconcile, Let it Bleed, Believers, Solitary, Smithereens, Here and Now adalah delapan single yang sudah bisa dinikmati dan didengarkan di berbagai kanal digital musik di Indonesia.

“Mengenai lirik, saya sebagai pencipta lirik, mengangkat dan mencoba untuk mengungkapkan hal-hal yang positif betapapun buruk keadaannya,” ungkap Ian Stevenson yang menimpali pembicaraan.

Ian Stevenson lalu mencontohkan, Let It Bleed, lagu ini dibuat untuk mengingatkan dirinya sendiri, jika dirinya sakit, maka biarkan sakit, rasakan sakit itu hingga berdarah. “Lirik-lirik yang postif ini juga bagi saya penting, karena lirik ini akan saya nyanyikan,” lanjutnya.

Baca Juga:  JAMFEST, Mengadu Kelihaian “Mapang Barong” dan “Makendang Tunggal”

Apabila liriknya positif, maka itu bekerja sebagai mantra bagi dirinya. “Dan saya percaya itu berhasil,” lanjut Ian Stevenson gamblang.

Lirik yang positif ditambah dengan ciri khas musik masing-masing personel band yang dibentuk pada pertengahan tahun 2020 itu sangat menarik. Apalagi, ketika dipadupadankan di dalam karya Galiju, maka boleh jadi karya yang lebih apik dan tak terduga dalam skena musik tanah air. [B/pran]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post