Pameran ‘Vol 3: OCEAN’ di JHub Art Space: Sebuah Upaya Meningkatkan Kesadaran Pentingnya Laut
Ketika memasuki ruangan ini, mata kita seakan enggan berkedip menyaksikan goresan seni yang memang indah. Karya-karya seni itu, memang lahir dari ide kreatif yang tak hanya menarik, tetapi ada pesan-pesan moral yang sangat kuat. Sebuah ajakan menjaga alam lingkungan.
Itu adalah gambatan pameran seni bertema laut berjudul Vol 3: OCEAN di Jhub Art Space, Jimbaran Hub. Pameran ini, telah dimulai pada, Jumat 21 Juni dan akan berlangsung hingga 21 Juli 2024. Sajian seni rupa ini dikurasi oleh Gallery Aatelier, menghadirkan karya-karya yang membangkitkan kesadaran akan isu lingkungan.
Ini merupakan kolaborasi ketiga antara Aatelier dan JHub Art Space. Pameran ini menghadirkan karya seni dari berbagai media, mulai dari tekstur taktil tenun hingga keindahan fotografi bawah laut, dan dari interpretasi abstrak laut hingga representasi kehidupan laut yang lebih langsung.
Para seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini, yaitu Akhirul Akbar, Erdiawan Golek, Giri Ananda, Gusti Kade, Krishna Aditya, Nyoman Suarta, Ni Wayan Pennawati, Radetyo ‘Itok’, Surya Subratha, Suardana Kacor, Wanti Amelia, Wilson Wirawan, dan Oka Astawa.
Ikut pula fotografer Giuseppe La Spada dan PADI Dive Center Bali Elite Scuba Tulamben. Seluruh karya yang disajikan menawarkan keunikan masing-masing. Semua karya menonjolkan misi menjaga lingkungan yang disampaikan melalui karya seni rupa itu.
Jika dipandang, bentuk, warna dan ukuran karya-karya seni yang disajikan itu berbeda, namun sesungguhnya karya seni itu mendorong semua orang untuk dapat meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya laut untuk kehidupan manusia. Termasuk lingkungan sekitarnya.
Secara filosofi dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali, laut dan danau merupakan sumber air yang dipercaya sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan. Sumber-sumber air tersebut dapat memberikan kehidupan bagi seluruh makhluk hidup, termasuk umat manusia.
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah karya Oka Astawa, seorang seniman Bali yang tinggal di Tabanan. Karyanya dibuat dari tutup botol plastik, sampah yang ia kumpulkan dari pantai. Karya ini menjadi pengingat nyata tentang polusi plastik yang mengancam lautan kita.
Menariknya, pameran ini diejawantahkan ke dalam bentuk tulisan oleh Richard Tambalo, seorang curator seni berpengalaman dengan lebih dari satu dekade pengalaman dalam mengelola studio, galeri, dan museum serta menempuh pendidikan seni rupa di Yogyakarta dan Osaka.
“Kami sangat berterima kasih atas dukungan yang berkelanjutan dari keluarga JHub Art Space. Semoga pameran ini dapat meningkatkan kesadaran tentang perlunya pelestarian dan pengelolaan laut yang berkelanjutan,” kata Pendiri Gallery Aatelier, Alvita Chen.
Dalam sambutannya, Alvita Chen sangat percaya seni dan lingkungan memiliki hubungan yang erat, dan pendekatan kreatif merupakan bentuk advokasi seni yang kuat, sehinga pameran ini akan dapat mendorong semua otang untuk menjaga lingkungan sekitar.
Sementara Pendiri Jhub Art Space, Putu Agung Prianta mengaku bangga sebagai tuan rumah kegiatan ini. Pameran seni ini untuk melanjutkan komitmen terhadap apresiasi karya seni yang juga mempunyai arti nilai tersendiri.
“Kami menyambut antusias akan pergerakan koleksi Seni Bahari ini. Kami berharap dapat meningkatkan kesadaran lingkungan berkelanjutan, khususnya tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian laut,” papar Agung yang juga seorang penyelam.
Lihat saja, setiap karya seni dalam kegiatan ini menawarkan perspektif unik tentang pesona dan misteri lautan yang tak lekang oleh waktu. Pameran dibuka setiap Senin – Sabtu mulai pukul 10:00 Wita-16:00 Wita. Pameran ini, juga diisi berbagai kegiatan menarik bagi pengunjung. [B/*/darma]
Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali