Bali Fashion Parade 2025: Diikuti 25 Desainer, Menampilkan 300 Busana dan Melibatkan 150 Model

 Bali Fashion Parade 2025: Diikuti 25 Desainer, Menampilkan 300 Busana dan Melibatkan 150 Model

Para model peragakan desain unik saat konferensi pers Bali Fashion Parade 2025/Foto: darma

PARA model ini melangkah indah. Mereka mengenakan rancangan busana yang cantik dan anggun. Ada rancangan penuh inovasi, namun tetap pada mengedepankan kearipan local, wastra Bali. Desain-desain terbaru itu akan memeriahkan Bali Fashion Parade 2025.

Bali Fashion Parade (BFP) kembali digelar. Pelaksanaan tahun 2025 ini, hadir dengan nuansa berbeda. Pergelaran busana terbesar di Bali, melibatkan puluhan model profesional, desainer, dan brand ternama Bali, Jakarta, dan internasional.

Bali Fashion Parade diselenggarakan oleh YMM Event Organizer, didukung oleh YMM Model Management di bawah naungan PT. Bali Anugrah Mega Gemilang. Tahun ini memasuki edisi ke-4 mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Bali melalui Dekranasda Provinsi Bali.

“Bali Fashion Parade 2025 ini memberikan ruang dan kesempatan bagi desainer, juga para model pemula untuk mengasah bakat dan keterampilan melalui audisi Model Search, menjadi bagian dari rangkaian pra-event BFP 2025,” kata Owner YMM & Direktur PT. Bali Anugrah Mega Gemilang, Yongki Perdana saat konferensi pers di TS Suites, Seminyak – Bali, Selasa 19 2025.

Baca Juga:  Uncle Button dan Chagy: Dua Badut Profesional Dunia Hibur Siswa Alam Atelier School Canggu

Selain Yongki Perdana, tampil sebagai pembicara saat konferensi pers, yaitu Randolph Bubu as TS Suites; Agung Kresna Vindhari as Designer & Founder of Basundhari, Adith as Creative Director BFP 2025 & Designer, Shanty as Singer & Celebrity, Fabiola as Designer dan I Gusti Ngurah Wiryanata yang Ketua Harian Dekranasda Provinsi Bali.

Bali Fashion Parade 2025 diselenggarakan selama dua hari di dua lokasi ikonik, mengangkat potensi fashion lokal, memperkuat peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kreatif, serta menjadikan Bali sebagai pusat mode berkelas dunia.

Pada hari pertama, Bali Fashion Parade berlangsung di Hotel Bintang 5 TS Suites, Seminyak – Bali pada Minggu 31 Agustus 2025. Saat itu menampilakn desain dari Basundhari Hardy, Metamorph by Zack, Uchiqu, Klambikoe by Anti, dan STRD.

Yongki Perdana (nomer lima dari kiri/kaca mata hitam) foto bersama dengan narasumber saat konferensi pers Bali Fashion Parade 2025/Foto: ist

Pada hari kedua digelar di Jaya Sabha, kediaman Gubernur Bali, pada Senin, 1 September 2025 dengan menampilkan karya Jesuis Flirt, Uluwatu Handmade Balinese Lace, Basundhari Hardy, ADITH, Nusenze, Mantap, TStore , Dejong, dan Erika Peña.

Baca Juga:  Ardhito Pramono Dielu-elukan Pengunjung Sanfest 2022

“Tahun 2025 ini, Bali Fashion Parade melibatkan 25 desainer dan brand dari Bali, Jakarta, dan internasional, menampilkan kurang lebih 300 busana di runway, dan melibatkan 150 model yang terdiri dari anak-anak, remaja, hingga dewasa professional,” papar Yongki Perdana.

Pada acara press conference itu menghadirkan tamu undangan pecinta fashion. Saat itu, memperkenalkan para desainer, mitra, dan tokoh penting yang membentuk narasi besar Bali Fashion Parade 2025, membahas tema utama, konsep runway, dan kolaborasi strategis.

Semua itu dirancang untuk mengangkat Bali sebagai destinasi fashion berkelas dunia. Selain momen penyatuan visi menciptakan parade fashion yang menawan secara visual, bermakna secara budaya, dan berdampak positif secara sosial.

Setelah itu, diisi pula dengan fashion show yang diperagakan para model professional dalam dan luar negeri. “Bali Fashion Parade 2025 hadir untuk memotivasi, memberikan ruang, dan mendukung karya desainer serta model agar bisa diekspresikan secara maksimal,” lanjutnya.

Baca Juga:  I Made Ari Udiana Penabuh dan Pembuat Suling

Karena itu, tema yang diangkat “Cultural Revival” mencerminkan semangat kebangkitan dan pelestarian budaya yang diinterpretasikan ulang dalam bahasa fashion modern. Selain menampilkan busana indah, juga membawa cerita, identitas, dan nilai luhur warisan budaya ke panggung dunia.

Cultural Revival itu berarti menghidupkan kembali warisan nusantara mengangkat kain tradisional, motif etnik, seni kriya, dan filosofi budaya yang mungkin mulai terlupakan, lalu mengemasnya dengan sentuhan kontemporer agar relevan di era global.

“Ini menjadi ruang bagi desainer untuk mengeksplorasi tradisi bisa bertemu inovasi, kain tenun bisa dipadukan dengan potongan modern, batik bisa tampil dalam siluet internasional, dan aksesori tradisional bisa hadir dalam gaya high fashion,” sebutnya.

Ajang ini menjadikan Bali, Indonesia bukan hanya penonton, tetapi pemain utama dalam industri fashion internasional, dengan kekuatan utama berupa kekayaan budaya. Bali tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai Icon Fashion yang mampu bersaing di kancah internasional — From Bali to the World.

Baca Juga:  Twee Band: Bahagiakan Siswa SLB D dengan Bermain Musik

“Kami mengajak generasi muda, desainer, dan pecinta fashion untuk tidak hanya memakai, tetapi memahami makna di balik setiap karya, sehingga budaya tidak hanya menjadi tren sementara, melainkan warisan yang terus hidup,” ajaknya. [buda]

Related post