Kami Terpikat Enaknya Lawar Kambing Klungkung
- Tradisi
- Ketut Kertyasa
- 04/01/2022

Pagi itu udara masih terasa dingin, namun Sang Surya sudah mulai merangkak menyinari seisi semesta. Ketika melirik jam didinding, sudah menunjukan pukul 08.00 Wita, namun satu lagi temanku belum muncul. Sementara, Sudarta temanku yang datang lebih awal tengah sibuk menyelesaikan sarapannya. Ya, aku memang tengah berjanji mengajak mereka untuk jalan-jalan ke kawasan wisata Bali timur, tepatnya di Desa Budakeling, Karangasem. Kami berangkat bersama-sama dari Warung Ebano Bali, warung yang menjajakan menu-menu tradisional dengan minuman pelepas dahaga.
Belum ada lima menit, satu temanku itu sudah datang, lalu memarkir kendraannya di rumah sebelah. Kami kemudian berkemas untuk melakukan perjalanan. Walau, Warung Ebano Bali yang aku kelola menawarkan aneka menu untuk sarapan, namun aku sengaja tidak menawarkan pada mereka untuk sarapan, karena aku ingin memperkenalkan mereka makanan tradisional yang sangat enak dan lezat. Tanpa basa-basi, kami kemudian berangkat menuju Gianyar untuk bergabung dengan teman lainnya. Di rumah temanku Kabel, kami minum kopi sebentar, lalu melanjutkan perjalanan dengan satu mobil.
Singkat cerita, perjalanan kami telah melewati Tukad Yeh Unda Klungkung. Aku mengajak teman-temanku sarapan pagi dengan menu lawar kambing enak yang beralamat di Alamat: Jl. Kusanegara, Gunaksa, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Lokasinya hanya beberapa meter dari perempatan Gunakasa – By Pass Ida Bagus Mantra. Kalau datang dari arah Denpasar, lalu bertemu perempatan di Gunaksa maka memililah jalur kanan lalu belok kanan menuju jalan lama ke arah Karangasem. Sekitar 9 meter di sebalah kanan jalan terdapat warung sederhana yang pasti ramai dengan pembeli.
Pagi itu, pembeli memang sedikit, sehingga kami bisa leluasa memilih tempat duduk. Aku pun memesan paket menu lawar kambing lengkap dengan minumannya. Belum ada tiga menit, menu yang dipesan langsung datang berikut dengan minuman yang dipesan. Sayangnya, dari jumlah kami berenam hanya 4 orang yang boleh makan lawar kambing. Sementara Joni dan Sudarta menolak dengan satu alasan yang masuk akal. Mereka berdua hanya memesan es jeruk, bagai seorang sopir dan guide travel yang sedang mengantar tamunya. He…he…
Warung sederhana itu menawarkan paket nasi dengan berbagai jenis menu berbahan daging kambing. Dalam satu paket lengkap terdapat nasi, lawar, sate lilit, sate daging dan gule. Harga dalam satu paket lumayan murah, namun rasa enaknya begitu terasa. Satenya enak, potongan dagingnya besar-besar, dan kalau digigit tidak alot, bumbu kacangnya pas tidak terlalu manis dan tidak juga terlalu pedas. Gulenya sedap, apalagi saat merasakan kuahnya, sangat terasa rempahnya. Kuahnya tidak bening, dan sangat mengundang selera. Kami betul-betul menikmatinya.
Menu fanorit, yakni lawar kambing juga sedap, rasanya khas dan disajikan sangat menarik. Lawar itu menggunakan bahan kulit kambing dipadu dengan biu batu (pisang batu) dan nangka, serta sedikit kacang panjang rasanya sangat pas banget. Bumbu dan cara memasaknya yang unik, membuat lawan ini tak terasa amis. Malah semakin dicicipi semakin terasa enaknya. Sate lilit juga memiliki rasa lezat. Antara bahan daging dan bumbu seakan seimbang karena memiliki tasanya yang sangat seimbang. Makan dalam satu porsi, terasa sangat pas di perut.
Minumnya, juga banyak pilihan. Namun, kami memilih teh hangat dan es teh serta jeruk hangat dan es jeruk. Pelayanannya sangat cepat dan ramah. Saat duduk kemudian memesannya, beberapa menit kemudian pelayan langsung datang membawa menu kambing itu, sehingga tak perlu menunggu lama. Kami dan pengunjung lainnya sangat senang dengan pelayanan para karyawan yang prima. Maka jangan heran, tempat makan ini selalu ramai. Disamping menyajikan aneka menu yang enak, suasana tempat makan juga sangat indah dengan pemandangan kebun jagung hijau, serta berlatar birunya Pulau Nusa Penida diseberang laut.
Aku cepat-cepat mengajak teman-temanku menyelesaikan sarapannya. Sebab, warung ini akan menjadi lebih ramai pada saat jam makan siang. Meja-meja ditata dengan rapi, bahkan lebih berjarak di masa pandemi ini akan penuh. Parkrinya yang sangat luas bisa menampung banyak pelanggan. Menu lawar kambing ini, memang sudah menjadi langgananku. Sebab, ketika memiliki waktu yang panjang, aku pasti makan ke sini, karena menu yang disajikan benar-benar membuat perut terasa kenyang.
Kalau boleh jujur, lawar kambing ini enak banget. Gule dan sate juga enak, tanpa ada rasa amis. Setiap lewat, kami pasti mampir mencicipi menu kambing ini. Jujur, gak pernah bosan dibuatnya. Aku pernah mencoba di tempat lain, namun tak seenak lawar kambing di sini. Menunya memang membuat ketagihan. Aku merasa kasihan juga terhadap temanku yang tidak boleh makan daging berkaki empat, sehingga aku tawarkan menu-manu yang lain. Suatu saat, kami pasti datang lagi. [B]

Ketut Kertyasa
Seniman dan pemilik usaha Ebano Bali asal Denpasar