Tampil di PKB Ke-46, Sanggar Puri Saraswati Pentaskan ‘Wanti Warsa Pasraman’ Angkat Pembelajaran Seni Ciptakan Manusia Unggul

 Tampil di PKB Ke-46, Sanggar Puri Saraswati Pentaskan ‘Wanti Warsa Pasraman’ Angkat Pembelajaran Seni Ciptakan Manusia Unggul

Sanggar Puri Saraswati pentaskan Janger di PKB Ke-46/Foto: ist

Ini hasilnya kalau anak-anak mendapatkan perhatian yang lebih dalam urusan seni. Lihat saja, penampilan mereka yang tergabung dalam Sanggar Puri Saraswati dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46 bertempat di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Bali, Minggu 30 Juni 2024. Mereka, begitu lihai dalam membawakan tari tradisional Bali.

Gerak tarinya penuh ekspresi. Diiringan gamelan dengan aksen-aksen yang kuat dapat memperkuat karakter dari setiap tari yang dibawakan. Sebut saja, ketiga dua anak menarikan “punggalan” (kepala) barong. Walau tanpa badan dan lainnya, namun kedua penari ini mampu menstranfer jiwanya terhadap benda mati, sehingga barong berbahan kayu itu menjadi hidup.

Para penari itu sangat kreatif dan lihai dalam berimprovisasi. Bukan hanya dalam hal menari, terkait dengan gerak tari, pola lantai, dan sesuai iringan, tetapi hidup pula dalam spontanitas. Artinya, gerak tari itu dilakukan tidak ada dalam skenario ataupun saat latihan, namun mereka mampu melakukan. Tentu, itu bermodal dai pengalaman.

Hal itu bisa dilihat, ketika penari sebelumnya tanpa sengaja terlepas sanggul (rambut imitasi) di atas stage. Sementara, bagian selanjutnya menari diatas stage adalah penari barong. Tiba-tiba penari kera melompat menari secara improvisasi bercanda dengan barong, lalu mengambil sanggul itu dan melompat ke luar stage. Penonton pun spontan memberi reaksi dan tepuk tangan.

Baca Juga:  Penyuluh Bahasa Bali Konservasi dan Identifikasi Lontar di Pupuan, Gianyar

Apalagi, pembina yang juga koreografer, Cok Istri Putri Rukmini, S.Sn yang mengkemas pertunjukan itu begitu apik. Berbagai jenis tari itu, memang tampil sendiri-sendiri, namun dikemas menjadi suatu garapan yang untuh dan saling melengkapi. Panggung tak pernah sepi, walau sajian seni tari itu telah usai.

Sanggar Puri Saraswati pentaskan ‘Wanti Warsa Pasraman’ di PKB Ke-46/Foto: doc.balihbalihan

“Model pementasan kemarin itu merupakan satu kesatuan yang utuh. Memang pementasan tari satu dengan yang lain tidak ada hubungan, namun tujuannya adalah sama yaitu persiapan HUT pearaman, sehingga terkesan menjadi satu pementasan seni yang utuh,” ucap Cok Pring, sapaan akrabnya ketika dikonfirmasi sehari setelah pentas, Senin 1 Juli 2024.

Garapan yang mengangkat judul Wanti Warsa (ulang tahun) Pasraman itu, menceritakan rasa syukur bahagia para penabuh dan penari yang penuh suka cita. Sebelum pergelaran dimulai Ketua Siswa beserta anggotanya menginformasikan persiapan dari pergelaran para siswa.

Diawali dengan belajar mageguritan, menari topeng prembon kreasi, janger, barong, beserta tari kreasi baru. Semua itu, dengan harapan pembelajaran mereka dapat belajar dengan baik. Anggota sanggar ini kemudian bertumbuh dan naik kelas dibidangnya sesuai dengan pepatah, habis gelap terbitlah terang.

Baca Juga:  Tiga Suguhan Seni Sekaa Gong Kebyar Dewasa Puspa Gita Duta Kota Denpasar Pukau Pengunjung PKB XLVI

Pertunjukan diawali dengan tari Pendet dengan melibatkan 20 penari belia. Selanjutnya, gegitan yang menceritakan proses pembelajaran seni. Lalu disambung dengan penampilan janger, barong cilik, tari Cahyani Saraswati. Sajian seni itu mengalir, hingga tak terputus.

Di sanggar itu, tak hanya focus pada latihan seni tari, tetapi juga belajar menabuh dan mageguritan. “Pementasan kemarin merupakan momentum yang sangat berarti bagi anak anak kami, ditambah dengan antosias penonton menikmati pagelaran serta aplaus yang selalu meriah di setiap akhir tarian. Sekali lagi terima kasih,” ucapnya terharu.

Dalam pementasan kali ini, sanggar seni yang beralamat di Banjar Sengguan, Desa Singapadu Selatan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar melibatkan sebanyak 81 penari anak-anak setingkat SD dan SMP. “Kami sangat senang dan berbahagia dapat tampil di ajang PKB. Semoga anak anak kami kedepannya lebih bersemangat lagi dalam berlatih seni,” harapnya.

Memang, pergelaran seni dari Sanggar Puri Saraswati itu menjadi sangat menarik. Seni pertunjukan dilakukan oleh anak-anak, lalu ditonton oleh kebanyakan anak-anak, sehingga menjadi sebuah sajian untuk membangkitkan minat anak-anak lainnya. Apalagi, jam jadwal pentas mereka sangat pas, yakni pukul 17.00 Wita, yang pengunjung lebih banyak anak-anak.

Baca Juga:  Semakin Tinggi Minat Generasi Muda “Ngwacen Lontar”

Di sanggar itu, tak hanya focus pada latihan seni tari, tetapi juga belajar menabuh dan mageguritan. Hal itu sesuai dengan ide pembentukan sangar seni ini, yakni untuk mengadakan pembinaan, pengembangan pelestarian di bidang seni tari tabuh dan matembang atau mageguritan.

“Pementasan kemarin merupakan momentum yang sangat berarti bagi anak anak kami, ditambah dengan antosias penonton menikmati pagelaran serta aplaus yang selalu meriah di setiap akhir tarian. Sekali lagi terima kasih,” ucapnya terharu. [B/puspa]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi seni budaya di Bali

Related post