Kasanga Festival Caka 1947, Diawali Pawai Ogoh-Ogoh Terbaik STT Kota Denpasar

Wakil Gubernur Giri Prasta bersama Walikota Jaya Negara, Wawali Arya Wibawa serta Forkopimda Kota Denpasar mengangkat Ogoh-ogoh bertajuk Garuda Adi Rijasa/Foto: doc. Hms Kota Denpasar
Jangan kira, anak-anak muda yang mengarak ogoh-ogoh itu tak memiliki dasar seni. Artinya, mereka tak hanya mengandalkan kekuatan fisik saja, tetapi memiliki dasar seni atau paling tidak mengetahui seni tradisional Bali. Mereka memiliki rasa yang sama menggerakan benda mati itu.
Maka jangan heran, ogoh-ogoh yang diarak mereka itu tampak luwes, hidup, seakan memiliki jiwa yang mengaliri seluruh tubuhnya. Mereka menari dengan kompak, satu hati untuk menghidupkan benda mati melalui gerak dan ekspresi jiwa yang kuat.
Itulah sajian Kasanga Festival Caka 1947 di Kawasan Catus Pata Patung Catur Muka Denpasar, Jumat 21 Maret 2025. Festival ini dibuka oleh Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta bersama Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa serta Forkopimda Kota Denpasar.
Pembukaan ditandai dengan Mengangkat Ogoh-ogoh bertajuk Garuda Adi Rijasa secara bersama-sama. Saat ogoh-ogoh diangkat, dibarengi dengan gamelan bleganjur yang kreatif. Festival seni budaya Bali ini akan berlangsung hingga 23 Maret 2025.
Setelah dibuka secara resmi, penampilan 16 karya ogoh-ogoh terbaik Sekaa Teruna (ST) se-Kota Denpasar menjadi awal pelaksanaan kegiatan tersebut. Penampilan masing-masing diiringi dengan gamelan bleganjur yang enerjik.
Sebanyak 16 ogoh-ogoh yang tampil itu, adalah ST. Canti Graha, Banjar Tengah Sesetan, ST. Putra Dharma Canti, Banjar Jaba Tengah, Pemogan, ST. Yowana Sawitra, Banjar Abiantimbul, ST. Eka Laksana, Banjar Gaduh Sesetan, ST. Dharma Citta, Banjar Abiankapas Tengah.
ST. Adhi Kusuma, Banjar Tegal Kuwalon, ST. Binayaka Dharma, Banjar Ujung Kesiman, ST. Sukarela, Banjar Kepisah Pedungan, ST. Dwi Putra, Banjar Tegal Agung, ST. Yowana Eka Sila, Banjar Eka Sila, ST. Werdhi Sesana, Banjar Tega Tonja.
Selanjutnya, ST. Wredhi Yasa, Banjar Penamparan, ST. Bineka, Banjar Binoh Kelod, ST. Dharma Laksana, Banjar Kaja Panjer, ST. Dharma Cantika, Banjar Tembawu Kelod, dan ST. Dwi Tunggal, Banjar Antap Panjer.
Walikota Jaya Negara mengaku bahagia lantaran dengan sinergitas lintas sektor antara Pemkot Denpasar bersama Pasikian Yowana Kota Denpasar serta pihak terkait lainya ini dapat melaksanakan Kasanga Festival di Tahun 2025 ini.
Festival ini dapat menjadi dasar dan tolak ukur pengembangan kretivitas, dalam usaha memperkuat budaya Bali. Kasanga Festival merupakan wahana kreatifitas tanpa batas Yowana Kota Denpasar yang bernafaskan Vasudhaiva Kutumbakam.
“Kegiatan ini dilaksanakan agar kreator ogoh-ogoh di Kota Denpasar mempunyai ruang berkompetisi yang produktif dengan berpedoman pada konsep Satyam Siwam Sundharam (Etika, Logika Dan Estetika). Sasaran kedepan dari Kasanga Festival ini memberi kontribusi terhadap pembangunan di Kota Denpasar Yang Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju,” ujarnya
Jika bersama dicermati, Kasanga Festival penting untuk dilaksanakan. Hal ini lantaran kegiatan ini merupakan sarana interaksi dan komonikasi guna menumbuh kembangkan kreativitas di kalangan Yowana, Agama, Adat Dan Budaya Bali yang berkesinambungan.
Pihaknya juga memberikan apresiasi atas antusiasme masyarakat yang luar biasa. Hal ini terlihat dari membludaknya penonton yang hadir. “Mudah-mudahan dengan pelaksanaan Kasanga Festival ini, bisa menjadi tuntunan membuat ketentraman, sebagai sarana meningkatkan aktifitas dan kreatifitas, Guna, Gina, Pragina dan Guna Kaya,” harapnya.
Oleh sebab itu menjadi tanggungjawab sebagai warga masyarakat Denpasar, untuk menjaga keamanan dan ketertiban pelaksanaan Kasanga Festival ini. “Mari, seluruh masyarakat untuk memeriahkan serta mengikuti Kasanga Fest ini dengan tertib dan bertanggung jawab,” ajaknya.
Ketua Pasikian Yowana Kota Denpasar, AA Made Angga Harta Yana menjelaskan, Kesanga Festival yang tetap berpedoman pada sepirit Vasudhaiva Kutumbakam ini mempertemukan beragam bidang.
Kasanga Festival tahun ini, selain menghadirkan 16 ogoh-ogoh terbaik karya STT se-Kota Denpasar dan ogoh-ogoh TK/PAUD se-Kota Denpasar, event ini juga turut menghadirkan Lomba Ogoh-ogoh Mini yang diikuti oleh 58 peserta.
Untuk Lomba Sketsa Ogoh-ogoh yang diikuti oleh 51 peserta, serta yang terbaru adalah Lomba Baleganjur Ngarap yang diikuti oleh 20 peserta. Ada pula Lomba Menggambar Ogoh-ogoh, Serasehan Banten Prani, Sentra UMKM, Kerajinan, Kriya, Clothing, Merchendise, serta Kuliner.
Dalam arena Kesanga Festival, turut dipamerkan 16 karya terbaik STT se-Kota Denpasar. Serta turut melibatkan sebanyak 90 lebih Usaha Mikto Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Denpasar yang bisa menjadi pilihan warga kota untuk berbelanja dan kulineran.
Selama tiga hari pelaksanaanya, pengunjung juga akan dimanjakan dengan penampilan hiburan musik, mulai dari Mr. Botax, Tika Pagraky, Nanoe Biroe, hingga Lolot. “Kami berharap Kasanga Festival ini dapat menguatkan seni budaya Bali dikolaborasikan dengan teknologi,” harapnya.
Kesanga Fest diharapkan bukan menjadi sebuah program rintisan kembali, namun bisa ditetapkan menjadi program prioritas pemerintah kota Denpasar untuk mewadahi kreativitas kesenian anak muda. [B/*/darma]

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali