“Godog-Godogan, Keranjang Duren, Kedis-Kedisan, Kul Kuk dan Sepit-Sepitan”. Lima Jenis Permainan Tradisional Ciptaan Made Taro Sebagai Materi Workshop Serangkaian Rare Bali Festival 2024.

 “Godog-Godogan, Keranjang Duren, Kedis-Kedisan, Kul Kuk dan Sepit-Sepitan”.  Lima Jenis Permainan Tradisional Ciptaan Made Taro Sebagai Materi Workshop Serangkaian Rare Bali Festival 2024.

Permainan Godog-godogan ciptaan Made Taro/Foto: ist

Asyik, ya… asyik! Para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) meluapkan ekspresinya ketika mengikuti workshop permainan tradisional di Rumah Budaya Penggak Men Mesri, Senin 3 Juni 2024. Suasana pagi itu sangat gembira.

Guru-guru yang tergabung dalam Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kota Denpasar itu belajar permainan tradisional dari Made Taro dan Gede Tarmada yang menjadi narasumber. Workshop itu digelar serangkaian dengan Rare Bali Festival (RBF) dengan memainkan lima jenis permainan ciptaan Made Taro.

Lima Permainan Tradisional Bali (Plalian) Kreasi Made Taro itu terdisi dari;

1. GODOG-GODOGAN

Cara bermain:

Pemain dibagi menjadi dua grup. Setiap grup terdiri dari 3 – 5 orang. Masing-masing grup saling berhadapan lalu berbaris dengan posisi jongkok. Kedua kelompok dihubungankan dengan talisepanjang 3 – 6 meter (tergantung luas arena bermain). Tali itu melukiskan pematang sawah karena itu tali dipasang berliku/zigzag. Lalu semua pemain menyanyikan lagu Godog-godogan.

GODOG-GODOGAN

Cipt. Made Taro

Lagu:

Cog, cog, cog kung

Kecog kecog malalung

I Godogan menek gunung

I Godogan tuun pangkung

Ada kepek ada elung

Cog, cog, briuk sepanggul (2)

Setelah lagu selesai dinyanyikan, aba-aba pluit berbunyi. Pemain terdepan (Godogan 1) dari masing-masing grup maju melompat secepat mungkin melewati tali (pematang). Saat kedua pemain bertemu di tengah jalan, mereka lalu melakukan sut/suit (gunting, kertas, batu). Siapa yang memenangkan sut maka Godogan itulah yang boleh terus melompat ke depan. Sedangkan Godogan yang kalah harus berlari kembali secepatnya ke tempat/rumah asalnya.

Sesampai di rumah asalnya ia lalu diganti oleh Godogan 2. Tetapi sebelum diganti ia harus saling bertepuk tangan (toss) terlebih dahulu dengan penggantinya. Setelah itu Godogan 2 melompat ke depan secepat mungkin agar Godogan lawan tidak cepat sampai di rumahnya.

Demikian seterusnya hingga akhirnya salah satu Godogan dari masing-masing grup berhasil mencapai rumah lawannya. Artinya, barang siapa Grup yang pemain/godogannya berhasil mencapai rumah lawannya lebih dahulu, maka grup itulah yang menang.

Baca Juga:  Lomba di PKB XLVI, Duta Kabupaten Jembrana, Badung dan Bangli Tampil Satu Panggung

2. KERANJANG DUREN

Cara bermain:

Dimainkan oleh 14 orang. 14 orang pemain itu lalu dibagi menjadi lima grup. Ada empat grup yang terdiri dari tiga orang atau disebut Grup 3 dan satu grup sisanya hanya terdiri dari dua orang saja atau disebut Grup 2. Empat Grup 3 itu lalu berdiri pada empat buah lingkaran kecil di mana masing-masing di antaranya berjarak sama sekitar 2 – 4 meter (berbentuk bujur sangkar) tergantung luas arena.

Sedangkan satu Grup 2 itu berdiri di sebuah lingkaran kecil tepat di tengahtengah empat lingkaran yang ditempati Grup 3. Setelah itu di masing-masing Grup 3 itu ditentukan peran siapa seseorang yang menjadi Duren dan siapa dua orang yang menjadi Keranjang.

Tetapi untuk Grup 2 tidak ada peran Duren ataupun Keranjang. Setelah selesai menentukan peran,

Keranjang di masing-masing grup lalu mengapit Duren dengan saling berpegangan tangan. Selanjutnya lagu “Keranjang Duren” dinyanyikan bersama.

KERANJANG DUREN

Cipt. Made Taro

Lagu:

Apa ane idih

Apa keranjang, apa duren

Embok mula bares

Tiang ngidih keranjang duren

Keranjang duren (2)

Glebugang di beten

Setelah lagu Keranjang Duren selesai dinyanyikan, seorang pemimpin/wasit lalu menginstruksikan perpindahan pada pemain-pemain Grup 3. Jika ia menginstruksikan yang harus pindah “Duren” maka semua pemain yang berperan sebagai Duren harus berpindah ke grup yang lainnya.

Jika yang diinstruksikan “Keranjang” maka semua pemain yang berperan sebagai Keranjang juga harus berpindah ke grup lainnya. Pemeran Keranjang itu tidak harus/perlu selalu bersama-sama pindah ke grup lainnya.

Selanjutnya jika yang diinstruksikan “Keranjang-Duren” maka baik peran Duren maupun Keranjang semuanya harus berpindah ke grup lainnya. Ketika terjadi perpindahan, dua pemain dari Grup 2 secepat mungkin mengganti pemain-pemain yang berpindah tadi.

Barang siapa pemain yang tidak berpindah sesuai instruksi ataupun barang siapa pemain yang kalah cepat menduduki tempat baru maka pemain itu mendapat hukuman yaitu mengganti pemain Grup 2. Demikian seterusnya.

Baca Juga:  Musik Instrumental Orkestra “Pakeling”. Kolaborasi Penggak Men Mersi, Palawara Music Company, Gita Semara dan Bona Alit

3. KEDIS-KEDISAN

Cara bermain:

Dimainkan oleh 14 orang. Seorang menjadi Goak (Gagak) atau Pengalih dan seorang menjadi Kepecit atau Pengeleb, sedangkan 12 pemain yang lainnya menjadi burung-burung kepecit lainnya.

Pertama-tama 12 burung-burung kepecit tersebut dibagi menjadi empat grup. Masing-masing grup terdiri dari tiga orang. Lalu keempat grup itu berbaris saling berhadapan (barat-timur, utara-selatan). Permainan dimulai dengan menyanyikan lagu “Kedis-kedisan”.

KEDIS-KEDISAN

Cipt. Made Taro

Lagu:

Cit cit cang

Kepecit ngamah

Anak cenik nu magaang

Cit cit cang

I Muun pisuh bikul

Anak buduh nyuun kakul

Cit cit cang

I Goak ngaba tumbak

Bedak layah engkak-engkak

Ane encen galak

Goak layah ngaba tumbak

Begitu lagu Kedis-kedisan selesai dinyanyikan, Goak mulai mengejar Kepecit. Kepecit pun berlari menyelamatkan diri. Tetapi ia bisa selamat dari kejaran Goak apabila ia bisa berdiri/hinggap di barisan depan salah satu grup. Jika ia berhasil hinggap di barisan depan salah satu grup maka yang menjadi Kepecit berikutnya adalah pemain yang berbaris paling belakang (barisan no.3) di grup yang dihinggapi.

Selanjutnya Kepecit yang baru itu juga melakukan hal yang sama untuk menyelamatkan dirinya. Tetapi ia tidak boleh hinggap di tempat/grup asalnya. Jika seandainya Kepecit berhasil ditangkap oleh Goak, maka peran mereka berubah seketika. Kepecit berganti menjadi Goak dan Goak menjadi Kepecit. Demikian seterusnya.

Baca Juga:  Kadek Sonia Piscayanti Sastrawan Perempuan dari Bali Utara

4. KUL KUK

Cara bermain:

Dimainkan oleh 14 orang. Pertama-tama pemain dibagi menjadi dua grup (masing-masing tujuh orang). Lalu seorang pemain dari masing-masing grup ditunjuk menjadi Pembalap untuk diadu balapan. Sedangkan enam orang pemain lainnya di masing-masing grup membuat formasi duduk berbaris saling berhadapan.

Selanjutnya pemain yang duduk saling berhadapan itu saling berpengangan tangan setinggi dada. Ini melukiskan rintangan yang harus dilalui oleh masing pembalap. Satu rintangan dengan rintangan yang lain berjarak sama satu sama lainnya.

Perlombaan dimulai dengan menyanyi Bersama lagu “Kul Kuk”.

KUL KUK

Cipt. Made Taro

Lagu:

Wenten reko satua nguni

Ring Tukad Kumudasari

I Menjangan nangtang I Kakul mabalap

Ke muncuk gununge sawat

Cai Kakul entud caine sigul

Tomplok cepok ci ngatekul

Kul kuk, kul kuk, kul kuuuk

Begitu lagu berakhir, aba-aba pluit dibunyikan. Pembalap dari masing-masing grup pertama-tama merayap di bawah rintangan menuju ke tempat tujuan. Sesampai di tujuan pembalap itu mengambil benda (bendera, bola, dll) lalu kembali ke tempat start dengan cara melompati rintangan-rintangan secepat mungkin.

Setelah sampai ia langsung meletakkan/menancapkan benda yang diambil tadi. Barang siapa pemain yang berhasil melakukannya dengan cepat dan benar maka pemain/grup itulah pemenangnya. Demikian seterusnya.

Baca Juga:  Prasi Karya Oprasi Panjang 4 Meter Berkisah Arsitek Taman Ayun

5. SEPIT-SEPITAN

Cara bermain:

Dimainkan oleh 10 pemain atau lebih. Pertama-tama para pemain dibagi dua grup (masing-masing lima pemain). Pemain-pemain dari masing-masing grup lalu berbaris dengan saling berhadapan dengan grup lainnya. Setelah itu semua pemain duduk untuk bersiap lomba. Pemain no.1 di masing-masing grup memegang sepit di tangan kiri dan kanannya. Perlombaan dimulai dengan bernyanyi bersama lagu “Sepit-sepitan”.

SEPIT-SEPITAN

Cipt. Made Taro

Lagu:

Mak jemak pejang guline soang-soang (2)

Sepit-sepit apikang

Celempungan di botole menggonggang

Mak jemak pejang bolane soang-soang (2)

Putih, kuning, lan barak

Pelung lan gadang

Di bungbunge megarang

Setelah lagu Sepit-sepitan selesai dinyanyikan, aba-aba pluit dibunyikan. Pemain no.1 yang memegang dua sepit di tangan kanan dan kirinya di masing-masing grup itu lalu berlari secepat mungkin ke tempat di mana guli (kelereng) dan bola diletakkan. Sesampainya di tempat itu ia lalu

mengambil sebuah guli dan sebuah bola dengan kedua sepit yang dipegangnya. Setelah berhasil ia lalu bergegas ke tempat bungbung untuk memasukkan guli dan bola yang diambilnya.

Guli dimasukkan di bungbung tempat guli. Sedangkan bola dimasukkan di bungbung tempat bola sesuai warnanya. Bola kuning di bungbung warna kuning, bola merah di bungbung warna merah, bola biru di bungbung warna biru, dan bola hijau di bungbung warna hijau. Setelah pemain no.1 berhasil menyelesaikan tugasnya, sepit-sepit itu lalu diserahkan kepada pemain no.2. Pemain no.2 lalu melaksanakan tugas seperti apa yang dilakukan oleh pemain no.1.

Demikian seterusnya secara bergiliran hingga pemain terakhir (no.5). Jika guli atau bola yang diambil dengan sepit terjatuh di tengah jalan maka pemain bersangkutan harus mengambil/memungut guli atau bola tersebut dengan sepit (bukan tangan). Barang siapa grup yang berhasilkan menjalankan tugas-tugas tersebut dengan cepat dan benar, maka grup itulah pemenangnya. [B/*/puspa]

Balih

Balihbalihan merupakan website yang membahas seputar informasi pariwisata dan seni budaya di Bali

Related post